Kamis, 04 Juni 2009

Saya sangat MARAH!!!

Sedih banget!!!
Aku sudah mencoba untuk selalu kuat. Aku menangis di belakang bahkan tak jarang meninggalkan kursi kerjaku dan tergesa-gesa ke kamar mandi untuk mengungkapkan kemarahanku di cermin ruangan tersembunyi itu..

Aku ga tau yah, apakah ini sudah menjadi karakter umum mereka. Tapi rasanya apa mereka ga akan puas klo ga ngomongin orang lain di belakang? Ngomongin yg bener tentang kejelekan orang lain di belakang saja menurutku tidak baik, apalagi mengada-ada.

Aku menulis ini sambil melihatnya dari mejaku yg di sudut ini, dengan mulutnya yang tak bisa diam mengomentari apa pun sambil tangannya memegang koran. Dua kancing teratas kemeja nya dibuka, aku rasa ini bukan untuk menunjukkan dia preman, tp memang akan menghalangi gerakan jantungnya karena dia memang bulat. Aku ga marah klo diomongin bulat, tp klo disamkan dengan bulatannya aku ga mau.

Baik aku akan menceritakannya.

Aku tak begitu mengenalnya ketika aku baru masuk ke kantor ini. Saat itu mungkin aku masih shock masuk ke lingkungan baru dengan bahasa mereka yang aku sama sekali tidak mengerti. Belakangan aku mulai melihat tanda-tanda keberadaan dirinya. Awalnya aku mengira dia seorang yang rendah hati karena bahkan mau memegangkan tas atasan kami saat itu ketika sang atasan masuk kantor. Aku juga melihatnya tak segan-segan mencuci mobil. Namun belakangan aku menjadi mengerti bahwa ini adalah salah satu aksi ’menjilat’ nya.

Awal aku menyadari dia membenci ku adalah ketika atasan kami kala itu, sebutlah Bpk X, memintaku menyiapkan bahan presentasinya. Saat aku tengah mngerjakan, si menyebalkan yg qt kasi nama ’O’ (krn dia memang sangat bulat) ini masuk, dan Bpk X mengatakan bahwa O juga harus belajar menyiapkan bahan presentasi seperti yg aku lakukan. Saat itu aku melihat ada garis wajah tidak enak yg dia tampilkan.

Berikut-berikutnya aku sudah mulai mendengar kalimat-kalimat tidak enak yg dia umbar ke orang-orang lain sejenis : ” S1 tp bisanya hanya chatting” (Maaf, aku rasa dia tidak mengerti arti chatting, karena aku hanya melakukan pengecekan klipping digital di suatu situs langganan perusahaan). Dan saat itu aku memang atas seizin Bpk X meminta staf IT di kantor untuk membuat koneksi internet di ruanganku, yg sebelumnya tidak ada krn memang tidak ada yg bisa memanfaatkannya.

Kalimat lain sejenis adalah ”Kerjanya hanya main Handphone”...Aku ingat aku memang menerima telepon sekitar 3x di jam kerja yang membuatku harus keluar dari ruangan karena ruangan itu sangat berisik, aku ga ngerti kenapa semua orang ngomong kaya’ pake toa...(ufh, suaraku juga kenceng,,tp tidak seperti itu...swear deh!!!)...Dan yang perlu diketahui, telepon-telepon itu adalah dari mama yang baru ditinggal papa 3 bulan dan hanya seminggu anaknya menemaninya dalam kesepian krn adikku harus mengikuti perkuliahan di Bandung, dan aku sedang dalam masa pendidikan dan selanjutnya dilempar ke kota ini. Apa aku harus meneriak-neriakkan hal ini persis di lubang kupingnya? Aku juga menelepon Mario memang, untuk berbagi keluh kesah, krn aku ga mungkin meledak kepada mereka untuk kejahatan yang mereka lakukan. Aku butuh tempat untuk aku mencurahkan isi hatiku karena menderita sendiri di sini...Kala itu aku masih sendiri (teman-temanku datang menyusul di bulan kemudian)

Kalimat lain, ”Calon pemimpin apa yang seperti dia”... dari sini aku menyadari, dia tidak suka krn aku diterima di perusahaan ini, karena baginya rangkaian test, pendidikan dan proses Job Training ku terlalu gampang untuk akhirnya diterima jadi pegawai dan bergaji besar. Wahaaaaaaaaaaaiiiiiiii,,,kenapa ga protes ke pusat aja untuk sistem ini? Kenapa dia atau anaknya ga ikut tes ini dan membuktikan klo dia mampu dan layak dihargai? Apa dia pikir aku tau akan digaji segini klo aku masuk ke sini? Apa dia pikir gampang untuk menjadi salah seorang dari 420 orang yang mengalahkan 44.000 orang lainnya tanpa duit-duit’an, tanpa koneksi-koneksi’an....Apa dia pikir Tuhanku main-main ketika mengijinkan aku bekerja di sini?

Suatu ketika dengan aku duduk di suatu meja dan dia duduk persis di sampingku, dia memasang player VCD khotbah dalam agamanya yang menjelek-jelekkan Tuhanku, kepercayaanku...Saat itu tanganku menjadi dingin, kepalaku terasa membesar, dan mataku berkaca-kaca...Tp aku mulai berpikir bahwa ”Tuhanku tidak perlu dibela, karena Dia terlalu besar untuk melakukan pembelaan sendiri”...Dan akhirnya aku hanya diam saja. Dengan sangat jujur aku katakan, aku tidak pernah melakukan perbuatan hina seperti itu hingga berusaha menjatuhkan orang lain dengan membawa-bawa hal yang paling mendasar yaitu ’Kepercayaan’. Itu adalah hal terhina yang aku ketahui. Aku tau itu adalah niatan buruk, krn klo memang dia berniat menyatakan kebenaran agamanya harusnya dia cukup menjadi kesaksian hidup, tp dengan demikian dia sudah mempermalukan agamanya sendiri.

Di saat yang lain, dia memasang musik2 dengan syair ayat-ayat di agamanya dari HP nya dengan sangat kencang sambil melirik-lirik ke aku. Yang pertama, kenapa dia harus memasang sekencang itu. Yang kedua, kalau dia melirik aku berarti dia menyadari keberadaanku, jadi kalau bukan untuk niat manas-manasin untuk apa dia memasang itu padahal dia tau ada orang lain yang tidak menganut agamanya sedang berada di ruangan itu? Dan lagi-lagi aku cuma diam sembari bibirku menyenandungkan lirih lagu-lagu penenang jiwaku.

Aku sharing hal ini dengan teman-teman yang beragama sama dengannya, dan aku menghargai mereka. Mereka berkata, hal seperti itu tidak pernah diajarkan dia agamanya. Apa dia pikir aku tidak pernah bergaul dengan penganut agama yang berbeda denganku? Rasanya aku ingin menjerit ”Tuhaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnn”, ketika dia menyindir-nyindir hari kelahiranMu, hari kematianMu, dan dia lakukan di depanku....Tuhan, aku ga mau Kau dihina seperti itu, tp aku tau, semuanya tidak akan menjadi lebih baik kalau aku angkat suara.

Aku tau dia justru tidak damai sejahtera ketika aku tenang saja, dan tidak kebawa emosi seperti yang dia inginkan. Qt harus cerdik seperti ular, dan jinak seperti merpati.
Aku ingat pernah marah tak tertahan, ketika dalam suatu Kepanitiaan aku sibuk bekerja dan bolak balik dipanggil ke Ruangan Manajer, dan dia ga suka krn Bpk X nyari-nyari aku. Dia menjelekkan aku kepada temanku dan berkata ’Teman lu itu sok sibuk, orang udah tau sering dicari duduk aja lah di mejanya, biar ga sulit nyari-nyari’....Tanpa dia sadari aku sudah ada di sana dan mendengarkan omongannya. Itu pun aku Cuma menjawab ”Maaf pak, sy dipanggil Manajer tadi”..Ehhh,,dia malah nyolot bentak aku dengan ngomong ”Jan dijawek lai...” (Artinya : Jangan dijawab lagi)...See??? Aku bahkan ga boleh ngomong apa pun setelah dia dengan sesukanya menjatuhkan aku...Akhirnya ku marah dan berkata ”Pak, kalau saya tidak bekerja dan mondar-mandir ga jelas Bapak boleh memarahi Sy, marahilah orang yang tidak bekerja”...It’s him!!! Dia bergabung dlm kepanitiaan itu, sepintas seolah sibuk, namun sesungguhnya ga ngapa2in.

Dalam beberapa perjalanan yang membuat kami bersama, dia menjelek-jelekkan orang lain di ruangan kepadaku. Aku sampai tak mampu dan memang tak mau mengomentari, dalam hati aku mikir : ”Jahat banget sih orang ini...semua orang dia omongin. Pernah ngaca ga dan melihat semua kekurangannya”

Dia menertawakan seorang temanku yg bertubuh lebih besar dari aku, menertawakan cara berjalannya dengan (maaf) bagian belakangnya yang menggal-menggol. Emangnya dia kira orang pengen bertubuh seperti itu dengan cara berjalan seperti itu? Dan hey, kenapa ga liat dulu bentuk badannya yang gempal krn kebanyakan makan gratisan itu.

Ngomong-ngomong tentang makan, aku jelas2 memperhatikan klo ada acara di kantor dan dia yg ngurusin, dia itu bisa2nya menyimpan beberapa jatah makan untuk dia. Jadi sekalipun acaranya siang, dia bisa makan sampe malem sekalipun. Walopun aku mengira-ngira apa enaknya sih makanan dingin begitu, makanan berkuah santan kan klo udah dingin jd rada asem.

Aku yakin dia orang yang mengerti internet (atau emang tolol), karena tau di rumahnya ada koneksi internet. Tp dia demen banget ngomongin ke orang yg ga mengerti apa2 (misalnya : driver dan beberapa yg buta pendidikan) bahwa kerjaanku itu CHATTING melulu...Aku petrnah tau arti chatting adalah ’ngobrol’. Tp krn dia ngomong gitu, aku sampe cek ulang kamus utk mencari artinya, tp ternyata artinya masih sama, yah ’ngobrol’ seperti yg dia selalu lakukan, lebih dari itu dia ngoceh2 ga penting dengan suaranya yg amit2 kerasnya itu. Jd kalau yg dia maksud adalah buka internet, tokh yg aku lakukan bukan yg macem2, aku buka Facebook memang dulu (waktu blom diblock), tp ga parah2 amat kok...Tokh klo buka jg loadingnya lama dan membosankan, aku buka beberapa situs memang, tp paling2 cuma googling, cek email, mediatrac (klipping digital langganan kantor), blog. Dan menurutku, tidak ada yg salah dengan ini, kantor kan sudah berlangganan. Klo yg dia maksud adalah chatting via YM atau sejenisnya, aku bisa katakan ”AKU ADALAH ORANG YANG SANGAT JARANG MELAKUKANNYA” kar’na aku suka memanfaatkan HP ku utk sms atau telp. Dan aku ga menganggap orang yg chatting salah. Itu semua kan tergantung pemanfaatannya. Asal ga mengganggu pekerjaan. Menurutku it’s fine. Apalagi klo itu justru malah menunjang kelancaran pekerjaan, misalnya menanyakan info2 kepada orang lain yg mengetahui namun jauh dari qt. Dia pernah bilang ke orang lain (yg tidak mengerti tadi) klo dia mau menutus koneksi internetku (rasanya memang pernah jaringanku terputus). Dalam hatiku, ”SILAHKAN, DAN LIHAT BAGAIMANA AKHIRNYA SEGALA SESUATU MENJADI LAMBAT”. Katro banget sih lo!!!! Trus gw ngirim pemberitahuan ke media massa via apa? Trus gw dapet info2 dari milis kantor dengan cara apa? Trus ngirim2 bahan presentasi gimana? Astagaaaaaaaaaaaaaaa,,,,jahat banget sih lo!!!
Dan yg lebih menyakitkan dia ngomongin ini semua ke orang lain saat GW LAGI SAKIT dan ga masuk kantor? Dan lo tau kenapa gw sakit? Gw harus survey seharian dengan motor krn kata dia mobil ga ada sementara model C untuk kendaraan udah diurus dari minggu lalunya. Dan lo harus tau lagi, survey yg gw lakukan adalah untuk Tim dimana dia adalah KOORDINATOR nya.

Ngomong2 masalah tim, gw udah makan ati banget dah ma dia. Gw udah nyebur duluan sih ke Tim ini dan mempelajari SOP nya, tp dia ditunjuk jd koordinator krn mungkin secara peringkat dia 1 di atas gw. Yg ga gw terima adalah, dia bertindak seolah-olah dia mengerti semuanya dan melakukan banyak kesalahan dalam tata cara nya sehingga gw yg sibuk meng’cover itu semua. Janji sana, janji sini ga mikir2 dulu, ngumbar2 ada berapa banyak uang qt tanpa mikir orang lain ga akan ngerti klo itu akan qt bagi2 ke banyak pihak. Klo ternyata ga sesuai, dia ga mau tau. Dia bahkan ga pernah mau untuk mencoba mendengar ketika orang lain ngomong, SOK TAU!!!! Dia ini nih yg ga bertanggung jawab akan tim nya, giliran ada auditor dia ga mau ikutan. Giliran udah beres, sok2 megang2 berkas. Hgggghhhhh!!!!!

Yang paling gw yakini adalah dia selalu berusaha menjatuhkan gw. Ada 2 tim dengan dia ketuanya tp dia do nothing!!!! Tp saat ada pertemuan tim dia nyalah2kan gw yg kesiannya ga pernah berhasil krn gw melakukan yg menjadi tugas gw bahkan tugas dia jg sebenernya. Ampun dehhhhhhhhh.....Jengah banget nih liat orang kaya’ gini...

Terakhir dia bilang klo gw mempengaruhi semua temen2 gw untuk membangkang. Dia bilang jg klo gw suka macem2in cowo. Gas sana, gas sini. Gw pun ga ngerti, gas apa ini maksudnya. Gw punya 1 cowo dan gw merasa sangat cukup dengan dia. Tuh orang ga malu apa yah sampe urusan asmara anak muda juga kudu dia bahas. Dia bilang gw ada apa2nya denga salah seorang temen gw, trus ketika ada yg bilang ga ada apa2, dia malah ngotot bilang ga mungkin ga ada apa2 krn kan selalu bersama. Yah ampuuuuunnn,,,gw di sini ga punya banyak handai taulan kaleeeee...Jd yah wajar klo ma orang yg itu2 aja. Gimana yah perasaan dia waktu cowo gw dateng ke kantor dan cowo gw deket dgn temen2 gw...Harusnya keder dunk!

Pak, pak, inget klo Bapak juga punya anak...anak gadis lagi...Mungkin kejahatan bapak ga terbalas pada bapak, tp gimana dengan keturunan bapak? Segala yg kita tabur akan kita tuai juga. Klo bapak menabur demikian banyak kejahatan pada saya dan mungkin orang2 lain, berhati-hatilah pak...Ini pesan saya, berhati-hatilah!!!! Karena yg tidak dibalas oleh manusia yg jadi korban, akan dibalas oleh Sang Empunya dia...Mana ada yg mau milikNya dihina, dijahatin, bahkan berusaha dihancurkan oleh orang lain.

Lepas dari bagaimana orang lain juga ga suka sama Bapak, saya mau katakan, Bapak boleh tertawa tp saya yakin jauh di lubuk hati Bapak, Bapak pun gerah melihat diri Bapak sendiri, dan maaf, untuk saat ini, SAYA MARAH KEPADA BAPAK! MARAH dan SANGAT MARAH!!!!