Rabu, 21 September 2011

Lanjutan Suka-SukaMu Tuhan

Kenapa judulnya "Lanjutan Suka-sukaMu Tuhan"?
Karena ternyata tidak berhenti sampai di situ saja. Ternyata ukuran manusia dengan Tuhan itu memang berbeda. Aku pikir itu udah hal yang paling sakit yang aku jalani, ternyata Tuhan bilang belum. Pengajaran Tuhan atasku masih berlanjut.

Tiga hari sesudah ngantor kembali, tiba-tiba aku merasakan sakit yang teramat sangat di bagian perut bawah. di kantor aku nyaris pingsan, jalan terhuyung ke kamar mandi kemudian terduduk di lantai, terseok-seok kembali ke ruangan kemudian terbaring tak berdaya di Ruang Sholat sederhana ruanganku. Badanku basah kuyup oleh keringat, badanku terasa sangat lemah hingga menggenggam tangan pun aku ga bisa.

Suami datang menjemputku, kami langsung ke praktek dokter kandungan. Tapi ternyata bukanya masih lama, dan itu pun sudah ada antrian yg panjang sebelum aku. Kami putuskan kembali ke rumah krn aku merasa sangat lemah bahkan hanya untuk duduk sekalipun. Aku merasa butuh untuk berbaring.

Aku merasa sakit yang kurasakan mungkin tak akan lama, jadi aku merasa baik-baik saja kalau suamiku kembali ke kantor sebentar krn td dia kabur begitu saja dari lapangan saat menerima telp ku. Saat suamiku kembali ke rumah, dia mendapatiku sudah mengerang kesakitan dengan perut yang semakin buncit karena membengkak. Di luar hujan deras sekali. aku mencoba bertahan. Macem2 perkara yg terjadi sebelum aku akhirnya ga sadar, mulai dari diagnosa sendiri penyakit : maag, keracunan, usus buntu.. Belakangan aku terjatuh di kamar mandi dan kata suamiku aku kejang2 sampe mataku melotot hingga akhirnya hilang kesadaran.

Aku sadar ketika suamiku membangunkanku karena harus ke rumah sakit. Tapi ketika akan bangkit, aku ga mampu mengangkat badanku. aku ga punya tenaga sama sekali. Suamiku memanggil beberapa tetangga untuk mengangkat aku masuk ke mobil. Saat itu badanku udah bener2 ga karuan sakitnya, sampai aku merasakan kalau mungkin saja saat itulah Tuhan akan memanggilku. Aku sempat berdoa dalam hati agar Tuhan menjagai semua orang yg aku sayangi dan menyayangiku bila memang saat itu aku pergi. Aku berbisik "Terima aku di SorgaMu yah Tuhan..."

Tiba di rumah sakit, aku mengalami hal-hal yang biasanya hanya aku lihat di adegan2 sinetron. Sejumlah perawat mengangkatku ke tempat tidur dorong, mendorong dengan tergesa menuju Unit Gawat Darurat, bau-bauan tercium samar2 di hidungku. Setiap membuka mata aku berteriak-teriak kesakitan. Suamiku pun dengan suara yang tinggi meminta kepada dokter untuk mengambil langkah yang cepat. "Tolong suntikan pengurang rasa sakit dok", ucapku ke dokter. Dia melakukannya tapi sama sekali ga ada perubahan yang aku rasakan. Saat dirontgen aku udah ga mampu memiringkan badanku, test darah dan karena urine ku tidak bisa keluar perawat memasang kateter.

Saat hasil urine keluar, hasilnya POSITIF. Aku dan suami kaget. Bagaimana mungkin? Sudah 2 minggu berlalu dari sejak diputuskan bahwa rahimku kosong. Dokter bedah dipanggil untuk analisa penyakitku, diputuskanlah bahwa aku mengalami KET (Kehamilan Epiktomik Terganggu), biasa disebut hamil di luar kandungan. Janinku yang sudah berusia 2 bulan berkembang di tuba. Namun karena tuba ukurannya kecil sementara janinku semakin besar, tuba pun pecah sehingga mengakibatkan pendarahan besar di perutku. Sempat dikatakan kalau terlambat ditangani 2 jam saja mungkin nyawaku sudah melayang. Hb yang normalnya 12, aku hanya 6.

Saat itu juga Dokter Kandunganku, Dokter Ananto, dipanggil. Dia datang tergopoh dan sempat berkata "Maaf ibu, ternyata KET yah". Memang seharusnya saat transvaginal sebelumnya dia bisa lihat bahwa janin berada di luar kandungan dan seharusnya dioperasi secepatnya sebelum akhirnya pecah dan terjadi pendarahan seperti yang ku alami. Tapi, sedikitpun aku tidak marah apalagi menaruh dendam pada dokter itu. Aku malah bersyukur dia bisa menanganiku dengan segera, dan sungguh aku merasa Tuhan memakai dia untuk merawat aku.

Sebelum operasi aku di USG dulu, dan kelihatanlah darah sudah menggenang dalam perutku dimana-mana. Sebelum masuk ruang operasi, aku mendengar suara mama, orang yang sangat aku kasihi, berbicara di telp : "kakak harus kuat yah nang, mama yakin boru mama adalah orang yang sangat kuat, besok mama pasti udah ada di samping kakak, makanya yang kuat yah biar kita bisa ketemu dan ketawa2 sama-sama". Sangat menguatkan sekalipun aku tetap berkata : "kakak takut ma". Suamiku, pendampingku yang sangat luar biasa, menggenggam erat tanganku dan bilang : "yang kuat sayangku, yakinlah semuanya akan baik-baik aja". Aku memandang wajah lelahnya dan dalam hati berkata : "aku masih ingin terus melihat wajah ini". Menjelang masuk ruang operasi, suamiku masih terus mengiringiku hingga dokter Ananto berkata :"Bapak sampai sini aja yah, mohon doanya biar semuanya berjalan lancar"

Jam 1 pagi aku masuk ke ruang operasi. Tak pernah terbersit di pikiranku akan memasuki ruang menyeramkan itu. Sesudah dibius aku ingat sempat ngomong ke para dokter :"Dok, saya tidur yah" Dokter pun sempat menjawab "Silahkan ibu".

Aku dibangunkan kemudia dokter berkata "Sudah selesai bu". Saat bangun, aku memang merasakan badanku sudah semakin enakan, yang tertinggal adalah rasa perih bekas operasi. Puji Tuhan, sakitku sudah diangkat dan aku masih bisa bertemu dengan orang-orang yang aku cintai. Suamiku menyambut di depan pintu. Indah sekali melihatnya tersenyum saat itu, dia bilang "Sudah berhasil sayang, kamu akan sembuh"

Demikianlah aku dirawat selama 5 hari dan semua bilang tingkat kesembuhanku sangat cepat karena aku memiliki semangat tinggi untuk sembuh terlebih saat bertemu mama, opung boru, dan inang mertua ku tersayang. Sesudah selesai operasi adalah hari-hari yang menyenangkan bagiku karena Tuhan mengizinkan kami berkumpul bersama sekalipun untuk beberapa hari saja.

Dalam segala hal, AKU TETAP BERSYUKUR..

Pada waktuNya, kami akan menerima titipan anak yang hebat dariNya dan kami tetap berdoa dalam pennatian kami akan saat itu..